Papua dan Massoia

Bulan November 2014, sekali lagi saya mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Papua, Lagi. entah kenapa setiap perjalan menuju Indonesia timur saya selalu merasa bahagia dan senang, terselubung perasaan penasaran akan wilayah – wilayah eksotis disana. Kali ini saya berkunjung ke suatu Kabupaten di Provinsi Papua Barat, yang menjadi buah bibir para pecinta piknik dan wisata di Indonesia dan Dunia. ya, saya berkunjung ke Kab. Raja Ampat Prov. Papua Barat.

Tidak seperti pada umumnya orang-orang yang mengunjungi Raja Ampat yang singgah di pulau Waigeo atau Misool, yang termasyhur akan keindahan dunia bawah dan permukaan lautnya, keanekaragaman hayatinya. Saya mengunjungi Pulau Salawati salah satu dari 4 Pulau Besar di Kab. Raja Ampat. Saya tidak Diving disana, wong dari Jogja saya bawa pelampung karena taku tenggelam ahahahha.

10427995_10205439262407492_2605346297501426334_n

Disalah satu pelabuhan rakyat di kota Sorong

 

Keperluan saya disini adalah untuk penyuluhan minyak atsiri dan installasi alat penyulingan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Raja Ampat Prov. Papua Barat. Saya dan kawan, Bang Qadri Donkz menjalankan misi di desa Kalobo distrik Salawati Tengah. Pulau Salawati ini diambil dari kata Shalawat kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. yang dalam bahasa bugis Salawati berarti bershalawatlah, karena menurut cerita ada seorang penjelajah yang sudah kehabisan bekal akhirnya menemukan pulau ini dan bershalawat ketika sampai di daratan. Baca lebih lengkap….

 

Nilam (Pogostemon cablin)

Berbicara tentang minyak atsiri Indonesia, tentu kita tidak akan terlepas dari salah satu primadona minyak atsiri yang sebagian besar di supplai petani dan penyuling Indonesia. Nilam, tumbuhan perdu ini menghasilkan minyak atsiri dengan kandungan utamanya patchoulol atau nama lainnya patchouli alcohol. Kegunaan utamanya dalam industry flavor & fragrance adalah sebagai fixative aroma, sebagai fragrance. Sedangkan di dunia farmasi digunakan sebagai aprodisiak, antibakteri, stimulus tumbuhnya rambut, anti inflamasi dan mengurangi kerutan pada kulit.

Nilam dapat tumbuh diseluruh wilayah Indonesia. Pembibitan dan pembudidayaanya cukup mudah karena tanaman ini sangat dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Memiliki akar serabut  dan cabang batang yang cukup banyak. Dapat diperbanyak menggunakan stek batang, tunas maupun perbanyakan secara runduk. Baca Selengkapnya 

 

Cendana Mysoram, Bukan Cendana (Sandalwood)

Beberapa waktu belakangan ini sedang trend tentang satu tanaman penghasil minyak atsiri yang memiliki nilai jual yang tinggi (konon katanya). Tersebutlah nama tumbuhan tersebut Cendana Mysoram, yang di klaim berasal dari India. Dalam satu blog yang menjual bibit cendana ini, mereka memberikan suatu artikel yang menurut saya terdapat satu kontradiksi yang sangat mencolok.


Source : http://sekararumwangi.wordpress.com/2014/05/17/sekilas-tentang-cendana-mysoram/

Kontradiksinya adalah dikatakan bahwa tumbuhan ini MUDAH HIDUP DAN DIBUDIDAYAKAN namun, dalam kalimat lanjutannya disebutkan sebagai TANAMAN LANGKA. Jika suatu tumbuhan tersebut mudah dibudidayakan dan waktu panen yang cukup cepat 3 – 4 bulan saja, tentunya tanaman tersebut tidak akan masuk dalam appendix CITES golongan I.

Pada awal masa pertumbuhannya kecambah pohon cendana (ASLI) membutuhkan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau dibudidayakan. (source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan). Sedangkan cendana mysoram tumbuhnya tidak membutuhkan inang dan dapat tumbuh dengan mudah.

Selain itu jika kita Bandingkan dari bentuk daun, cendana mysoram ini berbeda sekali dengan sodaranya seperti cendana NTT atau cendana Australia atau cendana Papua. Bentuk daun cendana mysoram cendrung mirip dengan keluarga Artemisia walaupun tidak merambat dan parasit.


Cendana Mysoram


Cendana Santal

Selain itu secara chemotype atau kecocokan keluarga dengan menggunakan kandungan kimia, cendana mysoram ini lebih memiliki kemiripan dengan keluarga Pinus, cypress dan valerian *(masih dalam pencarian kecocokan) :

DSC_0208[1]

Peak

%

Nama Komponen

1 3.19 Beta elemene
2 2.44 Isoledene
3 15.81 Isoledene
4 7.05 trans-Caryophyllene
5 0.73 calarene
6 1.86 .gamma.-Gurjunene
7 2.72 alpha.-Humulene
8 0.22 Calarene
9 0.55 L-VALINE
10 0.72 beta.-Selinene
11 6.69 Ledene
12 0.34 GERMACRENE-D
13 0.30 delta.-Cadinene
14 0.82 DEHYDROAROMADENDRENE
15 1.45 VERIDIFLOROL
16 25.66 Isolongifolene
17 3.00 (-)-Spathulenol
18 3.90 VERIDIFLOROL
19 0.42 Elemol
20 0.92 1(10),4-aromedenedradiene
21 1.85 megastigma-4,6
22 0.83 Caryophyllene oxide
23 1.41 N/A
24 1.62 N/A
25 1.29 N/A
26 5.60 (-)-ISOAROMADENDREN-(V)
27 1.42 Ledene
28 3.80 Valerenal
29 2.94 N/A
30 0.42 N/A

Kandungan utamanya adalah Isolongifolene dengan persentasi 25.66%, Isolongifolene ini biasa digunakan dalam industri fragrans sebagai agen atau bahan sintesis, terkadang digunakan dalam campuran formula minuman dan bumbu instant. Dalam dunia perfumery Isolongifolene memberikan efek hangat, kekayuan, dan juga bersifat fixative. Sedangkan terdapat pula valeranal yang biasa digunakan kepada apsien – pasien yang memiliki gangguan tidur.

Namun Pada akhir tulisan ini saya nyatakan bahwa :

CENDANA MYSORAM BUKAN LAH CENDANA yang dimaksud disetiap perdagangan internasional dengan nama SANDALWOOD

  • Tulisan ini akan saya revisi kelengkapannya, menunggu hasil diskusi dengan beberapa pakar dan pabrikan fragarans

Minyak Atsiri di Kab. Keerom Papua

Bulan Desember 2013, saya berangkat ke Papua untuk instalasi ketel minyak atsiri dengan kapasitas 2 x 150 Kg. Program yang di inisiasi oleh Rumah Pintar Papua Penuh Damai dan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB). Selama satu bulan di Papua mengawal instalasi hingga commisioning alat, banyak sekali pengalaman baru yang didapat. Mulai dari mengenal adat setempat hingga terkena penyakit malaria. Kabupaten Keerom adalah salah satu Kabupaten di Papua yang berbatasan dengan Papua New Guiniea. Sedangkan lokasi tempat instalasi ketel yaitu di kampung Wulukubun Arso XIV. Baca selengkapnya

Workshop Industri Rumah Tangga Produk Kecantikan Berbasis Minyak Atsiri 1, 30 Oktober 2013

IMG_9136

Pada tanggal 30 November 2013 kemarin diadakan workshop Industri Rumah Tangga Produk Kecantikan Berbasis Minyak Atsiri 1, kerjasama antara Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta- Jurusan Kimia FMIPA UII dan Pusat Studi Minyak Atsiri UII. Peserta yang datang dari pihak masyarakat kurang lebih sebanyak 30 -35 orang cukup antusias mendengarkan materi pelatihan dan melakukan praktik langsung membuat produk – produk kecantikan yang berbasis minyak atsiri. Disini ceritanya saya dipercaya sebagai salah satu pembicara dalam workshop selain Pak Prof. Dr. Hardjono Sastrohamidjojo, Pak Tatang Shabur Julianto, M.Si. dan Pak Dwiarso Rubiyanto, M.Si.

Presensi kehadiran peserta

Presensi kehadiran peserta

Menuju acara pembukaan oleh Kepala Dinas dan Ketua Jurusan Kimia UII

Menuju acara pembukaan oleh Kepala Dinas dan Ketua Jurusan Kimia UII

Acara diawali dengan pembukaan dan sambutan – sambutan  biasa a la acara yang sering dilaksanakan oleh dinas pemerintahan. Setelah acara sambutan selesai maka acara langsung dilanjutkan dengan materi industri kecantikan berbasis minyak atsiri, pembicaranya adalah Martsiano WD., (a.k.a saya sendiri) hehehehe. Pada kesempatan ini saya menyampaikan tentang pentingnya mengetahui kandungan kimia minyak atsiri sebelum kita menggunakannya sebagai salah satu bahan baku dalam produk yang akan kita buat. Karena tidak semua minyak atsiri aman digunakan langsung pada bagian tubuh.

Dengan mengetahui kandungan minyak atsiri selain kita mengetahui efeknya kita juga dapat mengatur manfaat apa yang akan diperoleh jika menggunakan minyak atsiri sebagai salah satu komponen dalam produk kecantikan kita. Penggunaan minyak atsiri, sebaiknya selalu digunakan menggunakan minyak pembawanya (carrier oil), supaya minyak atsiri memiliki konsentrasi yang lebih rendah. Penggunaan carrier oil ini meminimalisir efek iritasi kulit, karena ada beberapa minyak atsiri yang sangat iritant (menyebabkan iritasi) pada kulit seperti contoh : minyak daun cengkeh. Penggunaanya harus memenuhi beberapa persyaratan supaya tidak menyebabkan kecelekaan/mal fungsi produk yang dapat menyebabkan beberapa resiko seperti :

  1.  Iritasi pada kulit
  2.  Phototoxicity
  3.  Keracunan
  4.  Alergi
  5.  Bersifat Karsinogen
  6.  Merusak Hati
  7.  Kematian

Salah satu manfaat minyak atsiri yang dapat kita ambil adalah minyak kencur. Minyak kencur Kaempheria galanga mengandung EPMC atau bisa disebut juga Ethyl Para-Metoxy Cinnamate. Senyawa ini berfungsi sebagai penghalau sinar UV B yang menyebabkan kulit gosong. Penggunaanya bisa dicampur bersamaan dengan absolute jasmine atau minyak kenanga. Sedangkan pada minyak golongan Rutaceae atau keluarga jeruk – jerukan, sebaiknya jangan digunakan pada pagi hingga sore hari, melainkan digunakan pada malam hari. Karena minyak -minyak keluarga Rutaceae cendrung mengakibatkan phototoxic bila terpapar matahari secara langsung. Dampak dan akibatnya kulit akan menghitam, terkadang akan mengakibatkan flek pada kulit yang membuat kulit nggak yes lagi.

Acara dilanjutkan dengan Prof. Dr. Hardjono Sastrohamidjojo sebagai pembicara. Beliau memaparkan tentang minyak atsiri secara menyeluruh kepada peserta. Materi di isi hingga waktu istirahat. Setelah istirahat dan sholat, maka acara pelatihan dilanjutkan kembali dengan praktek pembuatan produk – produk kecantikan berbasis minyak atsiri. Diharapkan setelah diadakannya pelatihan ini masyarakat dapat mengimplementasikan hasil pelatihan untuk meningkatkan ekonomi dalam skala UKM. Workshop ditutup pada pukul 16.00 oleh Ibu Paulince dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Provinsi D.I. Jogjakarta.

Galery Pelatihan :

Mengenali Pemalsu Minyak Atsiri

Pada usaha minyak atsiri ini, jika anda berniat juga sebagai pengumpul minyak atsiri maka anda membutuhkan suatu pengetahuan untuk mendeteksi keaslian dari minyak atsiri yang akan anda kepul. Pengetahuan ini sangat berguna untuk menghindari kerugian besar dan bahaya black list yang akan diberikan oleh eksporter terhadap anda. Banyak sekali pengusaha yang gulung tikar karena tidak mengetahui tentang kualitas dan keaslian minyak. Kurang baiknya moral oknum penyuling akan berdampak buruk bagi penyuling lain di wilayahnya. Karena bila salah satu penyulingan menambahkan aditif selain minyak atsiri maka daerah penyulingan tersebut akan dicap semuanya menggunakan pemalsu. Dan hal tersebut akan sangat merugikan bagi penyuling – penyuling yang jujur.

Pada tingkatan eksporter, untuk mengetahui komponen dalam minyak atsiri adalah menggunakan suatu instrument Kromatografi gas – spectra massa. Dimana bila sampel minyak dimasukkan dalam alat ini maka dapat terlihat komponen – komponen yang terkandung. Namun alat ini tergolong mahal untuk para petani dan penyuling. Harganya sekitar 700juta hingga satu setengah miliar rupiah tergantung dari merk dan spesifikasi alat.

Selengkapnya

Membangun Usaha Minyak Atsiri

Minyak atsiri adalah salah satu komoditi unggulan penghasil devisa Indonesia. Pengusahaan minyak atsiri telah ada sejak jaman colonial Belanda, bahkan jika dirunut lebih jauh lagi pengusahaan minyak atsiri telah dilakukan sejak daerah Indonesia masih bernama Nusantara. Minyak atsiri merupakan minyak aromatis yang berasal dari daun, kulit, biji, kayu, bunga dan bagian tumbuhan lainnya dengan menggunakan proses distilasi. Perbedaan antara minyak atsiri dan minyak nabati adalah kandungan trigliserida pada minyak nabati yang tidak terdapat pada minyak atsiri. Komponen penyusun minyak atsiri terdiri dari senyawa golongan terpen, sesquiterpen, sesquiterpen alcohol, furan, furfural, ester dan aldehid.  Masing – masing minyak atsiri akan menghasilkan komponen berbeda – beda tergantung dari sumber bahan baku. Komponen minyak atsiri dapat dilihat dengan menggunakan sebuah instrument, yakni gas kromatografi- spectra massa atau biasa disebut juga GCMS.

Banyak orang bertanya, bagaimana berusaha dibidang minyak atsiri ini? Berapa modal nya? Bagaimana pasarnya? Banyak pertanyaan terlintas jika ingin memulai usaha dibidang minyak atsiri ini. Kebanyakan orang awam menyamakan minyak atsiri sama dengan usaha minyak sawit atau minyak kelapa yang notabene adalah minyak nabati. Pada tulisan ini saya akan membahas bagaimana memulai usaha dibidang minyak atsiri.

Langkah Pertama :  bisa anda baca di web baru saya

 

 

Penyulingan Minyak Gaharu

image

Minyak gaharu produksi saya… terjual ke florida USA

Proses penyulingan adalah hasil pemisahan minyak atsiri dan bahan tanaman aromatik. Proses ini mencakup penanganan produk  yang bersifat padat dan persiapan bahan, dengan menjaga agar keadaan bahan cukup baik sehingga minyak atsiri yang dihasilkan dapat dijamin mutunya. Minyak atsiri dalam tanaman aromatik dikelilingi oleh kelenjar minyak, pembuluh – pembuluh, kantung minyak atau rambut glandular. Bila bahan dibiarkan utuh, minyak atsiri hanya dapat diektraksi apabila uap air berhasil melalui jaringan tanaman dan mendesaknya ke permukaan.Sebaiknya bahan tanaman sebelum diproses, dirajang terlebih dahulu menjadi potongan – potongan kecil. Proses ini bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin. Semakin lebar luas permukaan, semakin besar kemungkinan minyak atsiri dalam tanaman dapat tersuling.

Pada proses minyak gaharu, terdapat dua cara proses yang sudah umum dilakukan dipenyulingan – penyulingan tradisional.Penyulingan India, Vietnam dan Thailand umumnya setelah proses penyerbukan kayu berhasil dilakukan, maka serbuk kayu nantinya akan direndam dalam tong air dengan waktu tertentu, biasanya kisaran 2 – 3 bulan lama perendaman.Proses perendaman ini bertujuan untuk melunakan jaringan glandula yang melapisi minyak pada kayu. Sehingga nantinya diharapkan air yang menjadi uap akan lebih mudah mengangkut minyak yang terdapat dalam bahan baku.

Perendaman Kayu Gaharu sebelum penyulingan

Perendaman Kayu Gaharu sebelum penyulingan

Efek dari perendaman kayu ini akan berdampak pada aroma minyak yang dihasilkan, yakni memiliki aroma seperti kotoran hewan yang menyengat. Dari kadar kualitas, maka minyak yang dihasilkan dari proses ini kurang baik karena beberapa komponen ester Selengkapnya

Testimoni Pembeli Minyak Gaharu Saya :

I just wanted to let you know how happy I am with the Marangin oil. The smell is definitely Kalbar and highly pleasant. You have done a great job distilling this and you do great work. E.T USA

Indonesia oil M–  Left wrist-   I like this oil a lot. The first scent that jumped out at me was a clean, “camphor-y” sweetness. After that the damp newspaper smell became apparent but not dominant.  It’s interesting because although the dampness is there the oil basically has a clean and fresh quality balanced by a sweet succulence. It smells thick yet cool, and I appreciate this harmony of contrasts.  There’s a hint of vanilla intermingled with a quiet raisin-y roastedness. It doesn’t smell at all smoky to me, yet there’s a very subtle cooked, oozy/sticky quality that underlies the coolness. For the most part it has a cool, happy and buoyant quality but  I’m glad there is also a darker, ochre/reddish side. It keeps the oil from feeling too light and uninteresting.  For me there are mainly 2 levels- the  lighter, greener, minty layer and the deeper, sweet, blond tobacco notes.  Very, very nice, Ano. Later- chili pepper!  And the oil is getting drier! I’ve smelled this chili note in an ASAQ oil and I really like it. It is so unexpected that it’s a real pleasure to meet it again I really love this oil, Ano, I guess because I super value complexity, and this oil has lots of diverse elementsThanks so much.” MW ~ NY USA

MasyaaAllah! Brother this is heaven , AS – Dubai UEA

The Story of Gaharu…

Saat tulisan ini diturunkan, yang namanya Pohon Gaharu sedang menjadi Trend di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara pada umumnya. Alasan kenapa pohon ini sedang nge trend, adalah nilai jualnya yang cukup tinggi sehingga membuat orang – orang tergiur. Bagaimana tidak dengan modal 10 batang pohon saja dalam kurun waktu 3 sampai 5 tahun sudah dapat menghasilkan ratusan juta rupiah.

Pohon ini merupakan keluarga dari species Aquilaria spp dan Grynops spp. Umumnya yang banyak di budidayakan di Indonesia adalah Aquliaria Mallacensis dan Becariana. Namun saat ini juga ada yang mulai membudidayakan Subintegra dan crassna. Sedangkan untuk wilayah Indonesia Timur paling banyak tumbuh verestigie, filaria, macrocarpa dan microcarpa.

Dikebun Gaharu bareng Cangcungit (Adik ku yang paling kecil)

Nah kalo yang di foto itu jenis gaharu mallacensis, dilihat dari daunnya yang mirip dengan daun beringin, makanya kalau pemburu gaharu bilangnya gaharu beringin synonim dari gaharu aquilaria mallacensis. Gaharu  akan bernilai ekonomis, jika tumbuhan ini terinfeksi oleh suatu jamur atau kapang. infeksi biasanya timbul akibat luka atau badan pohon yang terbuka kemudian di tumbuhi jamur dan kapang. Sedangkan pada tumbuhan hasil budidaya biasanya sengaja dilukai dan disakiti *oh kejaaamnya* agar menhasilkan fulus. Biasanya badan pohon akan di bor atau dipaku, setelah itu di suntikkan inokulan. Sebenarnya ada beberapa jenis inokulan yang kembangkan.

  1. Asam Formiat
  2. Methyl jasmonat
  3. Trichoderma spp
  4. Fusarium spp

Asam Formiat banyak di gunakan sebagai inokulan oleh para petani dan pembudidaya gaharu didaerah Thailand dan Vietnam. hasil dari inokulan ini kuran gbaik, karena menggunakan cairan kimia. sebetulnya dengan cairan asam formiat ini hanya dapat mengiritasi badan pohon sehingga kualitas hasil yang diinginkan mutunya kurang begitu baik. biasanya bila menggunakan cairan ini lubang bekas pengeboran akan di jumpai semut – semut, mengingat asama formiat disebut juga asam semut sehingga menarik para semut untuk bersarang. sebagai penulis saya tidak menyarankan menggunakan asam formiat sebagai inokulan. * lagian kalo kayak gitu namanya bukan inokulan.

Methyl Jasmonat beberapa waktu lalu juga dikembangkan oleh beberapa peneliti dari Hokaido Univeristy di daerah kalimantan, namun karena methl jasmonatnya mahal bin larang, jadi dari segi ekonomis langsung di cut off saja hehehe. saya juga tidak menyarankan menggunakan cairan-cairan kimia karena penginveksi utama alamai itu dari golongan jamur bukan dari cairan kimiawi.

2 inokulan terakhir bisa dijadikan pilihan. pilih salah satu ang menjadi kesukaan anda. keduanya cukup efektif sebagai inokulan. dan bau gubal yang dihasilkan akan lebih alamai dan unsur kayu yang didapet lebih mak jreng. Aroma yang dihasilkan berbeda inokulan akan berbeda pula harumnya.

Bila pohon gaharu ini tidak sakit, maka tidak dapat diproses menjadi minyak ataupun diambil damar minyaknya atau chipnya. makanya bagi para pemburu harap membekali diri dengan ilmu pengetahuan tentang gaharu sebelum anda menebang dengan kesia – siaan.

Kayu Gaharu Verstigie ~1000 Karung Kosong tanpa resin tidak sakit dari Hutan Majene

Setelah sakit dan mati atau dipaksa mati, maka kayu gaharu akan di pecah – pecah dan di kumpulkan sesuai grade.  untuk yang disuling biasanya adalah sisa hasil kerokan gaharu. kalo yang sudah kelasan harganya bervariasi mulai dari 250 ribu per Kg sampai ratusan Juta per Kg (yang terakhir ini jarang banget, dan butuh waktu lama untuk membentuk grade superking ini).

* foto kiriman pak Hendri

Untuk proses penyulingan sendiri, biasanya kayu akan di kominusi terlebih dahulu supaya luas permukaannya semakin luas supaya mempermudah proses hidro difusi. bila bentuk hasil kominusi sampai seperti serbuk, maka bahan lebih baik di rebus, tapi bila ingin di kukus maka bentuk kecil seperti biji beras. Penyulingan memakan waktu kurang lebih 3 sampai 7 hari. setelah itu dapat dijual dengan satuan KG, Tolla (11.6 gram) atau per 1/4 tolla.

Setelah itu dikemas dengan botol cantik dan dapat dijual pake dolar atau dinar hehehe

Meningkatkan Presentasi PA pada Nilam

Sesuai judulnya, sekarang saya mau bahas tentang bagaimana meningkatkan nilai presentasi Patchouli Alcohol dalam minyak nilam. Seperti kita ketahui bahwa PA merupakan senyawa marker atau penanda pada minyak nilam. Keberadaan presentasinya mempengaruhi nilai jual beli minyak ini (di luar naik turunnya harga hehehe).

Sudah banyak yang mencoba mengembangkan varietas  baru dalam tanaman nilam ini, dan sebagian besar mengembangkan melalui jalur budidaya. disini saya mau mengutarakan hasil penelitian saya dan teman2 di Pusat Study Minyak Atsiri UII dalam meningkatkan nilai PA dari segi pasca panen dan produksi.

Dari hasil peneitian yang dilakukan, kami mendapatkan peningkatan nilai PA yang cukup signifikan. Dengan mengembangkan teknik water bubble distillation  yang sudah dikembangkan sebelumnya oleh Prof. Dr. Hans J Siwon, kami mendapatkan Angka PA diatas rata2 yakni sekitar angka 43% dengan bahan baku dari Jepara yang rata- rata memiliki Angka PA di kisaran 27 – 31%.

 Peak 16 dan 17 merupakan kromatogram dari senyawa Patchouli alkohol dengan kadar 43%.

Teknik water bubble ini menggunakan uap panas untuk mendidihkan air dalam retort (dalam hal ini sebenarnya dasarnya adalah water distillation) kemudian diberikan pengaduk didalamnya sehingga material yang disuling bergerak sempurna. fungsi gerakan dari material supaya pengangkatan minyak oleh uap air lebih sempurna dan merata. Minyak yang dihasikan nantinya lebih kental alias viskositasnya lebih tinggi.

Selain itu juga pada proses pra produksi atau waktu penyiapan bahan. Material yang akan di suling sebaiknya di kominusi (rajang kecil2) terlebih dahulu, namun ada baiknya di kominusi setelah kering angin, jangan terlalu kering. Ada baiknya di gantung jangan jemur langsung di terik matahari (kebanyakan di daerah Sulawesi dijemur langsung dan dicacah saat basah).

PEnjemuran yang baik

Setelah di kominusi, ada baiknya untuk dilakukan fermentasi kecil, namun jangan terlalu lama (jangan sampai busuk). perlakuan fermentasi ini akan meningkatkan kadar dan memberikan aroma yang lebih manis terhadap minyak nilam, berikut percakapan saya dengan Robert Seidel pemiliki The Essential Oil Company  yang juga menyarankan penggunaan fermentasi :

Penjelasan fermentasi ada di akhir screen shoot

Perlakuan tersebut sudah berlaku di India, dan menurutnya itu merupakan alasan mengapa aroma India saat ini mulai disukai di US. dan bila dicoba mungkin akan memberikan dampak yang baik bagi perkembangan kualitas minyak nilam Indonesia. Selamat mencoba.

* Percobaan penyulingan skala lab by : Resi Arie Andhini, S.Si  Ilmu Kimia UII 2006

*Percobaan semi industri by : Martsiano

Atsiri Journey at Sulawesi part Sulbar

Whoala…. apa kabar lagi ni… saya mau cerita tentang perjalanan saya menyusuri Sulawesi Barat dan Tengah bersama bung Qadri Donkz dan Abang Juju Eka Yatna. setelah 1 bulan berselang kembali dari Jawa atau tepatnya Yogyakarta, akhirnya diriku kembali ke Sulawesi lagi. setelah kemarin mengunjungi  Sultra yang memiliki akses jalan yang naudzubilah mindzalik. hehehe (semoga pemprov setempat sadar diri).

Hujannya lebat sekali

Perjalanan kali  ini di iringi hujan yang cukup lebat sepanjang perjalanan menuju Majene SulBar,perlu anda ketahui bahwa SulBar ini merupakan provinsi Baru. sebelum sampai di Majene, biasa kita mampir di warung makan yang lumayan enak di ParePare tempat kelahiran B.J. Habibie, Ikan Bandengnya gede2.  Tujuan pertama adalah menghampiri rumah saudaranya Bang Juju di Majene. Kami disana disambut sama Ketua Forum DAS SulBAr Bapak Eko (sodarana bang Juju), kami berbicara panjang lebar tentang pengembanganminyak atsiri, khususnya nilam. karena saat itu disana sedang demam sama tanaman nilam. saya mencoba mengarahkan  memberi masukan untuk komoditi atsiri lainnya yang sudah ada di SulBar, seperti Pala dan Cengkeh.

Kami menginap semalam di Majene, lalu paginya melanjutkan perjalanan menuju Mamuju. Perjalanan kali ini kami menelusuri pantai barat Sulawesi dimana banyak sekali pohon Kelapa dan anak2 sungai, dan memang pantas karena Zaman dahulu kala di daerah SulBar ini terdapat 7 Kerajaan yang berada di anak sungai(bahasa aselinya lupa apaan).

Indahnya alam ini

Habis melakukan Ritual

Saat dalam perjalan saudara bang Juju juga melakukan ritual ketika melewati sungai (muara) yang bertemu dengan laut, menurut mereka biar slamet. oke deh.. aku foto2 aja :D.

Saat saya di SulBar belum ada penyulingan, baru desas desus mau mendirikan penyulingan, makanya disini saya tidak foto2 penyulingannya. Sampai di Mamuju jam 12 Siang, kami disuguhi makan siang yaitu Jintek sejenis udang kecil yang di oseng2 rasanya enak sekali, pingin nambah tapi malu. Berikut penampakan si Jintek :

Jintek, makanan khas Mamuju

Setelah kami kenyang akhirnya kami melanjutkan perjalan menuju Sulawesi Tengah, namun kami agak was – was mengingat sebelum perjalanan di wanti-wanti hati hati kalo lewat daerah Tikke, katanya banyak penjambret, perampok yang kejam di daerah kebon sawitnya… hhhuhu merinding bulu romanku sambil siap-siap dongkrak, kunci segitiga, golok (ini ada gaya waktu itu???)

Sepanjang perjalanan kali ini kami mulai masuk ketengah, sungai besar yang terhampar dan kanan kiri yang banyak sekali tambak pantesan orang sini kaya kaya…. saat memasuki wilayah ………. (lupa namanya) saya dan tim (cieh) melihat perkebunan jeruk purut (citrus histrix) yang merupakan salah satu komoditi minyak atsiri.

Ladang Jeruk

Setelah mampir sebentar, kami pun melanjutkan perjalan dengan ngebut sengebutnya berharap melewati Tikke sebelum gelap. dan akhirnya kami sampai di Palu jam 12 malam, menuju rumah Bang Zulkifli Tanigau. tapi sebelumnya kita mampir makanmakan di pantainya hehehe sekian dulu deh… duh masih diare…

Atsiri Journey at Sulawesi part SulTra

Assalam….

saking lamanya nggak pernah buka wordpress sampai lupa dimana mau postingnya hehee…. kangen ngetik2 kisah2 hidupku (cieh) ni cerita perjalanan mengenai atsiri di pulau sulawesi. Oh iya sebelumnya bagi yang konsultasi tentang ayam, kura2 dan lain2 di blog ini mohon maaf belum bisa balas dikarenakan sangat sulit mencari koneksi internet disana… kagian hp ku masih tipe nokia 1200 jadi ndak bisa internetan everywhere dan anywhere….

Beberapa minggu yang lalu atau tepatnya beberapa bulan yang lalu gua/saya/aku berkesempatan untuk berkeliling pulau sulawesi untuk tujuan pengembangan minyak atsiri di sana. bermula perjalanan menuju ke Makassar untuk singgah sebentar di tempat Mas dan Pakde, kemudian aku diantar keliling sama Mas Juju Ekayatna naik Xen*a muter2 ke Sulawesi Tenggara… nih penampakan sang transporter :

Ki : Bung Qadrie DOnkz Ka : The Transporter

Hari pertama meluncur ke daerah suli untuk menjemput bang Qadri donkz karena beliau yang ada kenalan di daerah tenggara bersama om 10 Kilo (a.k.a om amirudin, kenapa dia dapet nama 10 Kilo???) jam 12 siang meluncur lewat daerah bantimurung, daerah ini dikenal sebagai kerajaan kupu2 karena banyak sekali kupu2 disini sekaligus tempat wisata, sayang cuma lewat hehe perjalanan melaju terus sampai di daerah camba, wuih disini penuh adrenalin karena jalannya cuma 1,5 meter diapit sama dinding tebing dan jurang curam ditambah dengan yang lewat kebanyak truck tronton…. wahaha senam jantung gak jadi tidur padahal ngantuk banget karena hari sebelumnya harus berangkat dari jogja naik travel ke SBY gara2 adisucipto di tutup, dan semaleman ga bisa tidur karena radiator L300 nya ngadat terus gara2 dipake kebutan buat ngejar penerbangan jam 5 pagi…

Sore hari sampai didaerah sengkang melihat danau tempe di daerah wajo, huhu ternyata disini ada bermukim kakak kelasku dulu di kampus UII namanya mbak Andi Widya (but saat itu belum tau kalo dia tinggal disitu). perjalanan di lanjutkan dengan jalan yang terkoyak2 alias rusak parah dimana kalo teman2 sekalian nyemplungin bibit lele disitu insyaAlloh 3 bulan kemudian dapat dipanen ( excuse me for lebay hehehe).

Pukul 20.00 sampailah kami didaerah suli Belopa, 60 Kilometer diselatan kota Palopo untuk menjemut bung Qadri… karena sudah lelah akhirnya mampir hotel buat istirahat… tapi ini hotel apa peternakan walangsangit? hehe soalnnyabanyak banget walangsangitnya….

keesokan harinya mampir dulu kesalah satu penyulingan di daerah suli punyanya pak Jack, wah jalannya lebih mantab lagi, kalo ujan dijamin akan menginap berhari2 di penyulingan heheehe jam 1 siang meluncur menuju tenggara, namun sebleumnya mampir di palopo buat makan, kami makan di warung makan namanya Paraikatte yang dalam bahasa Indonesianya berarti diantara kita atau hanya untuk kita2, buset bandengnya guede guede beda sama bandeng di jawa terus porsi teh anget juga gila gelasnya gede banget, kenyang bener…. setelah selesai makan kita meluncur menuju malili dan selanjutnya berhenti di perbatasan namanya Tolala kurang lebih jam 8 malam mampir di rumah makan andini buat makan ikan kakap merah (malam itu tinggal itu menunya) selesai makan melanjutkan perjalanan melewati “SELANGKANGANYA SULAWESI” karena belum tau jalan, gua nanya terus sama om ammir yang lagi gantiin the transporter , “berapa jauh lagi om?”, om amir jawab ” yah 10 Kilo lagi”, wah senang hatiku sudah dekat ternyata, namun 2 jam berikutnya,  “kok gak sampe2 om?” lalu dia jawab lagi ya “10 Kilo lagi”… hahaha anjrit gua dikerjain akhirnya dia dapet julukan 10 kilo…

Jam 1 malam sampai didaerah lapai’ di pinggir jalan menemui seorang penyuling yang sudah melakukan kontrak dengan salah seorang pengusaha di jawabarat, liat2 disana disini aku dikira keturunan tiong hoa hehehe.

Akhirnya jam 2 malam sampai di tempat tujuan yaitu di kecamatan Katoi dekat dengan pelabuhan tobaku, begitu sampai solat langsung tidur…

Keesokan paginya saya mengunjungi beberapa penyuling di daerah Kolaka Utara, ini kabupaten baru loh, ibukotanya lasusua… jarak antara Katoi dan Lasusua kurang lebih 15 Km, di sisi satunya perbukitan cengkeh mulai dari perbatasan sulsel hingga daerah kolaka sana, dan di sisi satunya hamparan pantai sultra yang menghampar indah di kejauhan… ada satu penyulingan yang sebenernya pingin banget tinggal disitu, yatu penyulingan milik bapak Hamzah dimana diantara rimbunnya daun cengkeh, penyulingannya lngsung menghadap laut, dan disana aku sempat lihat sunset..

@ Penyulingan pak hamzah.. dibelakangnya adalah laut yang membentang

keindahan alam Kolaka Utara tidak dibarengi dengan adanya fasilitas (sayangnya) karena disni susah banget cari warung makan, di satu kecamatan tempatku tinggal cuman ada 1 warung makan hhuhu dan itu mahal banget, teh anget gelas kecil aja goceng….tapi menu lele nya coy guedhe bener, kalo di jogja embahnya lele… selai itu angkot sehari cuman sekali.

Kolaka Utara minyak atsirinya sedang berkembang terutama nilamnya, tadinya warga disini petani kakao namun saat iini mengeluh karenahasil panen kurang memuaskan. setelah beranjak menanam nilam, para petani sekarang sudah bisa bangkit lagi, namun sekali lagi masih sangat kurang edukasi tentang pengelolaan paska panen… agendanya memang pengedukasian disini sambil jalan2. Saat saya ke Kolut, penyulingan baru ada 8 penyuling (sekarang kabarnya lebih dari 15 penyulingan) perkembangan yang sungguh luar biasa.

Minyak nilam yang dihasilkan diwilayah ini kurang lebih rendemennya 2.5 sampai 3%, penyulingan menggunakan sistem kukus, namun rata2 bilangan asamnya cukup tinggi sehingga kualitas minyaknya agak sulit di olah untuk industri (para exporter agak kurang suka dengan bilangan asam tinggi), kandungan patchouli alcoholnya beragam dari 28 sampai 34.

3 hari di Kolut akhirnya saya pulang ke Makassar lewat jalur darat lagi dan sesampainya di Makassar ingin segera ketemu Jogja… kuangen…

 

Oh iya nantikan tour de sulawesi Part Sulbar dan Sulteng edisi mendatang